KETAPANG - Menanggapi
meningkatnya kasus DBD (Demam Berdarah Degueu) di Kabupaten Ketapang sepanjang
tahun 2019, Bupati Ketapang Martin Rantan, SH, M.Sos menyebutkan pentingnya
upaya pencegahan, seperti fogging (pengasapan) maupun abate. Demikian juga
dengan peningkatan kualitas pelayanan di rumah sakit dan Puskesmas untuk
memastikan masyarakat mendapatkan pelayanan terbaik.
"Jadi begini, siapa saja yang digigit nyamuk tentu kita tidak tahu,
tetapi sesuai dengan program Pemerintah Daerah tentunya kita berusaha semaksimal
mungkin untuk melakukan pencegahan dan juga meningkatkan pelayanan kesehatan di
rumah sakit dan puskemsas,' tegas Bupati Ketapang menjawab pertanyaan media di
Pendopo Rumah Dinas Bupati Ketapang, Selasa (26/02/2019).
Disinggung dengan adanya peningkatan anggaran untuk bidang kesehatan,
Bupati Ketapang mengakui hal tersebut diarahkan untuk upaya upaya pencegahan
maupun peningkatan kualitas pelayanan. Jika dalam APBD masih juga belum bisa
mengakomodir upaya pencegahan dan peningkatan pelayanan, tentunya diupayakan
adanya perubahan pada anggaran berikut. Supaya DBD ini tidak bertambah,
tentunya perlu upaya pencegahan bagaimana sumber-sumber DBD ini diantisipasi
secepat mungkin.
Tanggapan Bupati Ketapang tersebut, menjawab pemberitaan media massa,
dimana disebutkan sepanjang tahun 2019, Dinas Kesehatan (Dinkes) mencatat 186
kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi di Ketapang, beberapa diantaranya
meninggal dunia.
Jumlah tersebut menjadikan Ketapang sebagai daerah tertinggi penderita DBD
di Kalbar. Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang juga semakin menggencarkan
imbauan kepada masyarakat untuk sadar dan peduli akan kebersihan.
Termasuk menjadi pemantau jentik di rumah masing-masing.***(PK/LKBK65).
Gambar : Dokumen Humas Sekda Ketapang untuk
LKBK65.
Editor
: Fahrozi
_____________________
“MENGUTIP
SEBAGIAN ATAU SELURUH ISI PORTAL INI HARUS MENDAPAT IZIN TERTULIS
DARI REDAKSI, HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG”
Post a Comment