“IMB
dan Pajak Sarang Walet Diharapkan Meningkat”
KETAPANG - Porsi Pendapatan Asli Daerah (PAD) sekitar 6
persen dalam struktur APBD Kabupaten Ketapang dinilai Sekretaris Daerah Ketapang
masih sangat kecil. Sementara alokasi DAU baik Dana Perimbangan maupun Dana
Alokasi Khusus masih mendominasi struktur APBD sekitar 94 persen. Karena itu,
ia menekankan agar semua pihak, terutama Aparatur Sipil Negara (ASN) di
Kabupaten Ketapang untuk berperan secara aktif dalam meningkatkan PAD.
“Kita ingin, PAD kita memberikan sumbangsih yang cukup besar dalam pendapatan, saya harap kita semua berperan dalam meningkatkan PAD, termasuk mempromosikan potensi yang ada di Ketapang, saya harap tidak hanya menjadi tanggungjawab dari Dinas Pendapatan Daerah saja, tetapi semua OPD yang lain juga sama-sama berpikir meningkatkan PAD,” tegas H.Farhan SE, M.Si, Sekretaris Daerah Kabupaten Ketapang, Kalbar.
Arahan Sekretaris Daerah Kabupaten Ketapang
disampaikan ketika memimpin rapat koordinasi upaya peningkatan PAD dari
penerimaan pajak, retribusi IMB dan percepatan program kegiatan pendirian Badan
Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Ketapang, Selasa (29/01/2019).
Beberapa sektor yang menjadi
pembahasan diantaranya terkait dengan pajak daerah seperti Pajak Sarang Burung
Walet , PBB-P2, BPHTB, dan retribusi IMB. Terkait dengan pajak sarang burung walet
yang masih dinilai sangat terbatas, sementara pemantauan udara yang dilakukan
belum lama ini menunjukkan semakin menjamurnya bangunan walet.
Karena itu, sesuai arahan Bupati
Ketapang, Martin Rantan SH, M.Sos beberapa waktu lalu, maka Sekda Ketapang mengharapkan
tindaklanjut pemantauan lapangan (19-20 Januari 2019) dan dilakukan rapat
koordinasi diharapkan dicurahkan pikiran untuk penegakan Perda sehingga bisa
menghasilkan peningkatan pendapatan daerah.
Beberapa jenis pajak daerah yang
menjadi sorotan Sekda Ketapang, diantaranya Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
Semakin menjamurnya bangunan, terutama rumah walet di Kabupaten Ketapang sudah
semestinya diikuti dengan kontribusi yang tinggi terhadap pendapatan daerah.
Demikian juga dengan BPHTB , pajak parkir dan lain-lain.
“Bangunan semakin banyak namun kontribusi dari IMB biasa-biasa saja, saya kira perlu kita pikirkan upaya untuk meningkatkan kontribusi dari IMB, apakah dilakukan pemutihan IMB terhadap bangunan yang tidak ada izin atau pun upaya menghilangkan denda,” ucap Sekda Ketapang.
Demikian juga dengan bangunan walet yang ada di kawasan hutan dan lain sebagainya menjadi sorotan Sekretaris Daerah. Karena itu, Sekda menyebutkan perlunya surat keterangan sudah membayar pajak dalam hal mendapatkan surat dari balai karantina dan lain-lain.
Selain strategi meningkatkan pajak
dari sektor walet, Sekda Ketapang juga menekankan pentingnya kesadaran membayar
pajak dari internal pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Ketapang.
Demikian juga dalam kajian bersama, diharapkan Sekda agar kajian aturan
dikedepankan.
Dari arahan Sekda Ketapang, selanjutnya Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Ketapang, Drs H.Mahyudin M.Si memaparkan potensi Pendapatan Asli Daerah. Demikian juga dengan strategi yang akan dilakukan dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, termasuk upaya-upaya pendataan serta melibatkan tim dalam pelaksanaannya. Ia menerangkan potensi pajak dari bangunan sarang burung walet sangat besar dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Ketapang.
Ada ribuan bangunan, tapi yang
terdata sesuai IMB hanya ratusan saja dan yang patuh membayar pajaknya hanya
sekitar 300 saja. Demikian juga dengan Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan
pajak sarang burung walet.
Jika ini semua membayar, jumlahnya
bisa miliaran. Sangat besar untuk menyumbang PAD. Untuk regulasinya seperti
apa, kita mulai menyusun rencana kerja dengan camat dan desa. Setelah ini akan
langsung berkoordinasi dengan camat dan desa, dan kemudian pemilik bangunan
sarang burung walet akan diberikan teguran tertulis, penyegelan bahkan pidana
dan sanksi bagi yang tidak taat pajak.
Diskusi selanjutnya mengalir dalam mencari solusi, diantaranya masukan dan saran disampaikan Kepala Satpol PP Ketapang Muslimin S.IP, Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan Ir.L.Sikat Gudag M.Si, Sekretaris merangkap Plt Kadis Pelayanan Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu H.Deneri ST, MT, Kabag Hukum Setda Ketapang Edy Radiansyah SH, MH, Kepala BPKAD Ketapang Alexander Wilyo S.STP, M.Si dan lainnya.
Seterusnya, masukan dari Plt. Asisten II Setda Ketapang, Gusti Fadlin S.Sos, dalam peningkatan PAD pentingnya dilakukan penyempurnaan pelayanan perizinan. Begitu juga dengan penyempurnaan izin yang semula izin toko, tetapi terdapat bangunan walet dan lain-lain.
Staf Ahli Bupati bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan Edi Junaidi S.Sos, memberikan masukan pentingnya keberadaan tim dalam penegakan Perda. Demikian juga dengan pendataan melibatkan pihak camat dan desa.
Mantan Kasat Pol Ketapang ini juga
menyebutkan, bagaimana keberadaan anggota satpol PP yang pernah ditugaskan
dalam membantu mengawasi keluarnya sarang walet melalui Bandara. Saat itu diakuinya
biaya sewa tempat di Bandara cukup mahal. Walaupun demikian, ia mengakui adanya
sarang walet melalui Bandara sebagaimana disebutkan pihak Balai Kantina sekitar
30 ton dalam setahun adalah benar.
Untuk meningkatkan PAD Ketapang, berbagai upaya dilakukan didukung sepenuhnya oleh Edi Junaidi. Termasuk juga dalam kapasitasnya sebagai staf ahli yang selalu memberikan pertimbangan teknis, seperti tindakan-tindakan meningkatkan PAD Ketapang.
Bahkan, terobosan untuk meningkatkan
pembangunan dibidang lain juga didukungnya. “Termasuk ketika mewakili Bupati
pada acara di Pontianak belum lama ini, saya sampaikan kepada bapak OSO (Oesman
Sapta Odang-Red) pentingnya pemekaran wilayah, beliau sangat mendukung sekali
dan menyatakan siap membantu,” ucap Edi Junaidi panjang lebar.***(PK/LKBK65).
Gambar
: Dokumen Humas Sekda Ketapang untuk LKBK65
Editor :
Fahrozi
_____________________
“MENGUTIP SEBAGIAN ATAU SELURUH ISI PORTAL INI HARUS MENDAPAT
IZIN TERTULIS DARI REDAKSI, HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG”
Post a Comment