KETAPANG - Setelah Tabliqh
Milineal di Halaman Mapolres Ketapang, Senin (25/2/2019) malam, kembali
Halaqoh Penguatan Aswaja dan Politik Kebangsaan Nahdatul Ulama dalam rangka
memeriahkan Harlah Nahdatul Ulama ke 93 dilaksanakan di Aula Masjid Agung
Al-Ikhlas, Selasa (28/2/2019) pagi.
Dalam kegiatan yang dibuka Edy Junaidi S.Sos, Staf ahli Bupati Ketapang
Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan itu dihadiri juga KH. Ma’ruf Khozin,
Aswaja NU center Jawa Timur, selaku narasumber dalam kegiatan halaqoh penguatan
aswaja dan politik Kebangsaan Nahdatul Ulama.
"Saya juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh penitia pelaksana,
atas upaya positif dan kerjanya dalam memprakasai pelaksanaan kegiatan ini,
sehingga bisa terlaksana sesuai dengan yang direncanakan," tegas Edy
Junidi, S.Sos, Staf Ahli Bupati Ketapang.
Mantan Kasat Pol PP Kabupaten Ketapang ini menyebutkan, ketika kita
berbicara tentang kebangsaan, mungkin ada baiknya diingat kembali, bahwasanya
negara ini memiliki beberapa pilar kebangsaan yang menyanggah berdiri kokohnya
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Pilar penyangga suatu bangunan harus
memenuhi syarat, disamping kokoh juga harus sesuai dengan bangunan tersebut
sederhana, maka tidak perlu memiliki tiang yang terlalu kuat.
Tetapi apabila bangunan tersebut merupakan bangunan yang permanen, maka
tiang yang digunakan mesti dari bahan yang kuat. Demikian juga halnya dengan
negara kita. Karena negara dan bangsa kita adalah negara dan bangsa yang besar,
memiliki wilayah yang cukup besar, maka agar tetap kokoh dan kuat, kita harus
menjaga pilar-pilar tersebut.
Adapun pilar tersebut adalah Pancasila, UUD 45, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika,
4 (empat) pilar kebangsaan adalah soko guru (tiang penyanga yang kokoh) yang
membuat seluruh rakyat Indonesia merasa aman, nyaman dan tentram, sejahtera dan
terhindar dari jenis berbagai gangguan.
Satu pilar yang kuat dan kokoh akan mampu menangkal berbagai jenis
gangguan dan ancaman dari luar. Suatu negara pasti memiliki sistem keyakinan
atau belief sistem, yang menjadi landasan hidup seluruh rakyatnya dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
"Siapapun, Nahdatul Ulama memiliki tanggung jawab yang besar terhadap
masa depan bangsa Indonesia sebagai konsekuensinya Nahdatul Ulama tidak bisa
menafikan diri dari politik kebangsaan untuk mewujudkan cita-cita
kemerdekaan," ucapnya.
Lebih lanjut disebutkan,mengenai cita-cita persatuan politik kebangsaan,
Nahdatul Ulama harus menumbuhkan semangat saling menghargai, baik antar
etnis, suku, kedaerahan, agama, maupun golongan, semangat ini harus selalu
dipupuk dan ditumbuhkan, dengan prinsip kekeluargaan sebagai dasar semangat
kebangsaan kita.
Kepada pengurus cabang Nahdatul Ulama, ia mengucapkan terimakasih, atas
segala kontribusinya terhadap pemerintah daerah dan masyarakat Kabupaten
Ketapang dalam pembentukan karakter umat yang bertaqwa serta turut aktif dalam meningkatkan
rasa persaudaraan yang berpijak pada semangat persatuan dan kesatuan.
Staf Ahli Bupati Ketapang mengajak kepada pengurus Nahdatul Ulama dan
para tokoh agama untuk senantiasa bersinergi positif dengan pemerintah daerah,
agar semakin mampu memantapkan tekad dan komitmen serta konsistensi dalam
meningkatkan peran tokoh agama serta mengabdi menjadi yang terbaik di
tengah-tengah masyarakat khususnya masyarakat Kabupaten Ketapang.
"Sekali lagi saya mengharapkan agar para peserta dapat menyerap,
menggali, menjabarkan, sekaligus dapat memperaktekan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara," tuntasnya.***(PK/LKBK65).
Gambar : Dokumen Humas Sekda
Ketapang untuk LKBK65
Editor
: Fahrozi
_____________________
“MENGUTIP
SEBAGIAN ATAU SELURUH ISI PORTAL INI HARUS MENDAPAT IZIN TERTULIS
DARI REDAKSI, HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG”
Post a Comment