Oleh Rival
Achmad Labbaika*
DALAM dekade terakhir ini, teknologi digital telah
memgubah industri media secara dramatis, "merek" berita media-media
yang mapan dengan jangkauannya yang luas tak lagi menjadi pilihan satu-satunya.
Munculnya
pemain baru, ditambah dengan pertumbuhan jejaring sosial media, facebook
twitter ditambahkan dengan berbagai layanan aplikasi pendukung dalam
smartphone seperti Whatsapp, Line, telah memberi kontribusi pada
landscape media yang mampu terupdate dengan kecepatan tinggi.
Popularitas
dan nilai kepercayaan yang dikedepankan oleh beberapa "Merek" Media
tertentu mulai bergeser dengan nilai-nilai nertworking, atau kelompok jejaring
sosial jurnalism yang dibentuk dalam sebuah group baik melalui jejaring sosial
media facebook atau pun whatsapp, (tak percaya? coba anda check berapa group
media atau kelompok group media yang anda ikuti).
Tren ini
bergerak cepat dikalangan muda serta kaum atau kelompok masyarakat urban
(modern).
Untuk kelompok
usia 45 tahun kebawah berita online adalah hal yang lebih diminati dan lebih
penting ketimbang berita televisi. update per menit dengan berbagai kategori
berita dari media-media online dengan berbagai berita yang di share dan begitu
mudah di akses baik melalui group facebook (fanpage) atau pun group Whatsapp.
Sadarkah
bahwa sebenarnya ada sebuah simbiosis mutualisme yang terjadi dalam pergeseran
digitalisasi media ini, dimana sesungguhnya jejaring sosial seperti facebook,
twitter, dan google telah memanfaatkan "konten" dari berbagai situs
atau web berita secara gratis, kita lah yang dengan sadar menyebarkannya dengan
suka rela, artinya secara rela kita membantu facebook memiliki
"konten" untuk kemudian dalam beberapa saat dalam waktu tertentu facebook
mampu menahan seseorang untuk aktif menggunakan engine nya yang secara
sistematis telah berbayar oleh sebuah raksasa besar yang bernama Google.
Kecenderungan
untuk menemukan dan mengkonsumsi berita melalui jejaring sosial daripada
langsung ke situs atau web telah terbentuk sebagai sebuah budaya, lalu apa
artinya konten berita kita bagi bisnis mereka?.
Sungguh
mereka raksasa jejaring sosial Facebook, Twitter serta raksasa teknologi
digital yang bernama "Google" perlu menentukan pilihan apakah mereka
dapat bekerja sama dengan media penyedia atau penyelenggara berita, yang telah
memungkinkan mereka mendapatkan konten dan mengakses data yang berharga
bagi mereka yang telah mengkonsumsi berita berita dari media kita.
Sungguh kita
perlu sadar, kita semua pelaku industri media yang telah membesarkan raksasa
teknologi digital secara gratis dan suka rela. Selamat Hari Pers Nasional***(LKBK65).
*Rival
Achmad Labbaika Adalah Praktisi Media, Pemimpin Redaksi Celebesnews.id
/Vertanews.tv Dan Ketua Umum Aliansi Jurnalistik Online Indonesia.
______
“MENGUTIP SEBAGIAN ATAU SELURUH ISI PORTAL INI
HARUS SEIZIN TERTULIS
DARI REDAKSI, HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG”
_______
Post a Comment