JAKARTA – Menjelang Pilgub Kalbar
2018, masyarakat sangat mengharapkan tetap terjaganya kedamaian dan
keharmonisan.
Untuk
mewujudkan keadaan itu, pasangan Milton-Boyman dinilai paling mampu, karena
pasangan ini dapat merangkul keberagaman suku, ras dan agama yang ada di
Kalbar.
Berdasarkan
hal inilah Elektabilitas pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan
Barat, Milton Crosby- Boyman ini terus “meroket” menjelang perhelatan Pilgub
Kalbar 2018.
Penilaian
tersebut diketahui dari hasil penelitian dan survei yang dilakukan Center
Opinian Publik Survey pada 18 Januari hingga 30 Januari 2018, di14 kabupaten
dan kota di di Provinsi Kalimantan Barat, yang melibatkan sekitar 1.815 responden
berdasarkan populasi penduduk Kalimantan Barat yang memiliki hak pilih atau DPT
pilkada 2018 yaitu sebanyak 3.844.498 penduduk.
Chaerudin
Affan, selaku Direktur Eksekutif Center Opinian Publik Survey (COPS)
mengatakan, tingkat popularitas pasangan Milton Crosby -Boyman Harun adalah
paling tertinggi, dimana pasangan tersbut meraih suara sekitar 89,7 persen
responden.
"Masyarakat
menganggap, pasangan ini merupakan paslon heterogen atau nasionailis yang
mengambarkan kemajukan masyarakat Kalimantan Barat," ujarnya, Minggu
(4/2/2018).
Sementara
pasangan Sutardmidji -Ria Norsan kata dia, hanya memliki tingkat popularitas
sebesar 64,6 persen. Alasanya, masyarakat menilai pasangan sebagai pelaku
politik dinasti, dimana Istri Ria Norsan, Erlina juga maju sebagai Calon Bupati
Mempawah.
Sedangkan
pasangan Karolin Margret Natasa-Suryadman Gidot hanya memiliki tingkat
popularitas sekitar 62,6 persen.
"Masyarakat
Kalimantan Barat menganggap, sosok Karolin juga merupakan bagian dari politik
Dinasti yang diterapkan di pilkada serentak di Indonesia" tukasnya.
Sementara
itu, paslon Milton -Boyman juga menempati peringkat tertinggi untuk parameter
akseptabilitas atau tingkat penerimaan masyarakat dibandingkan 2 pasangan Calon
kepala daerah lainnya.
Tingkat
akseptabilitas atau tingkat penerimaan masyarakat Kalimantan Barat terhadap
Milton -Boyman sebesar 89,3 persen disusul pasangan Sutarmidji -Norsan 68,2
persen dan pasangan Karolin Margret Natasa-Suryadman Gidot 64,1 persen.
Untuk
Kapabilitas dan kompentesi sebagai kepala daerah Kalimantan Barat dari ketiga
pasangan calon, lagi-lagi pasangan Milton -Boyman meraih suara 88,6
persen.
"Milton
dianggap berprestasi saat memimpin Sintang sementara pasangan Sutardmidji – Ria
Norsan memiliki nilai kapabilitas dan kompentensi sebesar 75,3 persen dengan
alasan tidak punya prestasi selama menjadi kepala daerah," tandasnya.
Dan diurutan
ketiga, pasangan Karolin Margret Natasa-Suryadman Gidot hanya mendapat suara
49,8 persen, karena dianggap tidak memiliki pengalaman sama sekali.
Pada saat
simulasi terbuka secara spontan tanpa memberikan nama ketiga pasangan calon
kepala daerah Kalimantan Barat yang akan bertanding di Pilkada Kalimantan Barat
2018, dengan pertanyaan pasangan kepala daerah mana yang akan dipilih jika
Pilkada digelar hari ini?.
Secara
spontan dari 1.815, 41,8 persen menjawab akan memilih pasangan Milton Crosby
-Boyman Harun, dengan alasan Milton -Boyman punya track record yang lebih baik
saat menjabat sebagai kepala daerah dibanding dengan dua pasangan lainnya.
Sementara
yang memilih pasangan Sutardmidji -Ria Norsan sebanyak 23,9 persen, dan
pasangan Karolin -Suryadman Gidot sebanyak 9,7 persen. Kemudian yang tidak
memilih dan masih belum tahu sebanyak 24,6 persen.
Pada
pertanyaan tertutup mengunakan kuisioner dan wawancara dengan pertanyaan yang
sama, hasilnya 46,7 persen memilih nama Milton Crosby -Boyman Harun untuk
menjadi Gubernur dan wakil Gubernur Kalimantan Barat.
"Mereka
beralasan, pasangan ini akan memberikan rasa lebih aman, damai dan tentram di
Kalimantan Barat jika terpilih. Sementara pasangan Sutarmidji- Ria Norsan hanya
meraih 25,2 persen dan pasangan Karolin -Suryadman Gidot dipilih sebanyak 18,4
persen, dengan alasan kesamaan etnik dan agama yang dianut. Dan yang belum
memilih 9,7 persen," tandansya.
Dari hasil
survei tersebut, Chaerudin Affan menyarankan, kepada semua stake holder Pilkada
Kalimantan Barat untuk bisa tetap menjaga kondisi keamanan yang stabil.
Pasalnya
kata dia,daerah Kalbar merupakan wilayah yang terdiri dari multi etnik, maka
kata dia, pemerintah mempunyai peran besar untuk menjaga stabilitas keamanan
agar tidak terjadi konflik fisik di masyarakat.
"Setiap
calon kepala daerah yang akan bertarung harus sportif dan tidak saling
menjelekkan satu sama lain. Pemerintah juga harus mampu membuat kebijakan yang
mengakomodasi semua kelompok etnik yang ada di Kalbar," tandasnya.
Ia juga
menyarankan, agar pihak yang berwenang bisa menjaga stabilitas keamanan, agar
konflik laten ini tidak mengarah kepada konflik terbuka yang berujung pada
kekerasan baik pada saat menjelang pemilukada, pelaksanaan dan setelah
pemilukada dilakukan.
Seluruh
partai politik yang di Kalimantan Barat kata dia, juga harus melarang calon
pasangan kepala daerah yang diusungnya, untuk menggunakan isu SARA di Pilkada
Serentak 2018 mendatang.
Begitu pula
dengan para calon kepala daerah, menurutnya harus mampu menahan diri dan
menghindari menggunakan isu SARA.
"Idealnya,
Parpol pengusung memiliki kemauan moral untuk melarang pasangan calon kepala
daerah menggunakan isu SARA dalam merumuskan strategi pemenangan,"
paparnya.
Untuk diketahui,
bahwa survei diatas, mengunakan tingkat kepercayaan survey 95 % dengan margin
of error -/+ 2.3 %. Dan mengunakan metode multistae random sampling.***(Tim/LKBK65).
______
“MENGUTIP SEBAGIAN ATAU SELURUH ISI PORTAL INI
HARUS SEIZIN TERTULIS
DARI REDAKSI, HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG”
_______
Post a Comment