SINGAPURA – Direktur Operasi Laut Bakamla RI
Laksma TNI Rahmat Eko Rahardjo, S.T., M.Tr(Han) menjadi salah satu pembicara
dalam Asia Defense Exhibition and Conference Series (ADECS) 2018 di Sand Expo
and Convention Center, Marina Bay Sands, Singapura, kemarin.
ADECS 2018
yang dimulai kemarin hingga hari ini (31/1) merupakan kegiatan exhibisi/pameran
teknologi peralatan pertahanan maritim yang diselingi dengan konferensi tentang
Underwater Defense Technology (UDT), Military Simulator (MilSim), Electronic
Warfare (AOC EW), dan Maritime Defense Asia. Adapun konferensi UDT merupakan
media untuk bertukar pikiran bagi negara-negara di Asia dengan peneliti
pertahanan maritim dan perusahaan teknologi pertahanan.
Pada
konferensi UDT, Laksma TNI Rahmat Eko menyampaikan paparan tentang Operational
Requirements to Support the Function of Bakamla. Beberapa hal dijabarkannya,
yaitu tugas pokok, fungsi dan kewenangan Bakamla RI, perbedaan antara kebutuhan
kemampuan aset Bakamla RI dengan TNI AL, dan peralatan pemantauan keamanan dan
keselamatan laut yang dimiliki Bakamla RI.
Terkait
keamanan bawah laut, dijelaskan pula bahwa fokus Bakamla RI berbeda dengan TNI
AL dimana Bakamla RI saat ini memfokuskan tentang pengamanan terhadap Benda
Berharga Muatan Kapal Tenggelam (BMKT), kabel dan pipa bawah laut. Sedangkan
TNI AL lebih fokus terhadap aktifitas kapal selam di wilayah Indonesia.
Lebih lanjut
dijelaskannya, guna memonitor keamanan BMKT dan instalasi bawah laut, kapal
-kapal patroli Bakamla RI saat ini telah dilengkapi dengan Remotely Operated
Vehicle (ROV). Kedepannya, Bakamla RI akan meningkatkan kemampuannya dalam
rangka memonitor keamanan bawah laut Indonesia, katanya.
Kehadiran Laksma
TNI Rahmat Eko didampingi oleh Kasi Kerja Sama Multilateral dan Organisasi
Internasional (KSMOI), Hudiansyah Is Nursal, S.H., MILIR, yang pada kesempatan
berbeda juga menyampaikan presentasi tentang Challenges of Building Maritime
Domain Awareness in Indonesian Straits and Bakamla’s EEZ Policing and
Protection Effort.
Dalam
paparannya, Hudiansyah menjelaskan dengan gamblang tentang tantangan dan upaya
Bakamla RI dalam membangun Maritime Domain Awareness (MDA) yang komprehensif.
Upaya yang dilakukan, katanya, dengan membangun Bakamla Integrated Information
System yang merupakan platform pertukaran informasi antar instansi terkait
dengan keamanan dan keselamatan laut di Indonesia.
Lebih lanjut
dijabarkannya, sesuai fungsinya, dalam rangka menjaga hak berdaulat Indonesia
di ZEEI, Bakamla RI mengupayakan sinergitas operasi dengan seluruh stakeholders
di Indonesia. Walaupun saat ini unsur operasi Bakamla RI masih terbatas, namun
dengan sinergitas pelaksanaan operasi dengan seluruh stakeholders, penjagaan
keamanan terhadap hak berdaulat Indonesia di ZEEI dapat dilaksanakan secara
terkoordinasi, jelasnya.
Pada
kesempatan itu, Hudiansyah juga menekankan pentingnya kerja sama dengan coast
guard negara-negara tetangga yang dibangun oleh Bakamla RI sebagai salah satu
upaya untuk menjaga kepentingan Indonesia di wilayah perbatasan, dimana pada
umumnya perbatasan Indonesia dengan tetangga berada di ZEE.
Perwakilan
Bakamla RI juga memanfaatkan kegiatan tersebut dengan menghampiri beberapa
stand perusahaan teknologi pertahanan, navigasi dan surveillance ternama di
dunia pada exhibisi ini guna menambah pengetahuan tentang perkembangan
teknologi terkini.***(SP/LKBK65).
Gambar : Dokumen Humas Bakamla RI untuk LKBK65
_______
“MENGUTIP SEBAGIAN ATAU SELURUH ISI PORTAL INI
HARUS SEIZIN TERTULIS
DARI REDAKSI, HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG”
_______
Post a Comment