KETAPANG – Tempayan atau Tajau yang sempat
pecah beberapa waktu yang lalu di Tugu Perdamaian atau Tugu Tolak Bala, Jalan
A. Yani (Kompleks Pasar Lama) Ketapang, Kalimantan Barat, kini sudah diganti.
Penggantiannya melalui prosesi adat yang dipimpin langsung Dukun Adat Dayak,
dan ritual adat tersebut dihadiri serta disaksikan juga dari para perwakilan Suku
Melayu, Tiong Hoa, Jawa, Madura, Batak, dan suku suku lainnya yang ada di
Ketapang, Rabu (07/02/2018) kemarin.
Bupati
Ketapang, Martin Rantan, SH, dalam sambutannya mengatakan bahwa Tugu Perdamaian
atau Tugu Tolak Bala ini merupakan simbol masyarakat Kabupaten Ketapang yang cinta
damai dari bermacam etnis.
“Oleh
karenanya keamanan dan keselamatan tugu perlu terus dipelihara dan dijaga oleh
semua pihak termasuk suku suku yang ada di Kabupaten Ketapang ini. Tugu inilah
simbol perekat masyarakat Kabupaten Ketapang yang cinta damai, maka persatuan
dan kesatuan semua etnis harus tetap terjaga dengan baik", harap Martin
Rantan
Selanjutnya
kata Martin, bahwa kita juga patut bersyukur dan menghargai serta berterima
kasih kepada pendiri pendiri, maupun inisiator inisiator Tugu
Perdamaian ini. Terimasuklah dukungan Pemerintah Kabupaten Ketapang dan
berbagai pihak lainnya.
“Seperti
peran serta pemuka dan tokoh masyarakat kita. Wujud rasa syukur dan terima
kasih tersebut tentunya tetap menjaga Tugu Perdamaian ini dengan sebaik baiknya
dan menjaga keamanan, ketertiban, kedamaian masyarakat Kabupaten Ketapang yang
terdiri dari berbagai etnis ini. Kalau pun dulunya di Kalbar ini pernah terjadi
kerusuhan atau gejolak di beberapa Kabupaten dan Kota, kita di Kabupaten
Ketapang ternyata tetap aman, damai dan kondusif, semua itu berkat hubungan
harmonisnya kerukunan umat beragama dan masyarakat adat kita, bersama
pemerintah”,jelas Martin
Bupati
Martin berkata, bahwa perbaikan Tugu Tolak Bala atau Tugu Perdamaian itu mutlak
harus dilakukan, yang tentunya tak terlepas dari ritual adat. Tugu ini bukan
hanya milik Suku Adat Dayak saja tetapi milik Multi Suku yang ada di Kabupaten
Ketapang.
“Makanya
kita undang perwakilan berbagai suku adat yang ada. Undangan ini penting untuk
mengingatkan kembali bahwa jangan sampai ada diantara kita yang merusak
keberadaan Tugu Perdamaian. Sehingga kita membangun Kabupaten Ketapang ini tetap
kondusif aman dan damai. Harmonis dalam Etnis, Harmonis dalam umat beragama.
Dan masyarakatnya pun menjadi Maju menuju kesejahteraannya", tegas Martin
Rantan yang juga sebagai panitia saat Tugu Perdamaian atau Tugu Tolak Bala itu
didirikan beberapa waktu yang lalu.
Pengganian
Tajau atau Tempayan baru di Tugu Tolak Bala atau Tugu Perdamaian yang berada di
Simpang pertigaan Jalan Merdeka dan Jalan Jend A Yani Kota Ketapang ini
mendapat perhatian penuh warga yang menyaksikan.
Pergantian
Tempayan sempat pecah ketika hendak dinaikan dan ditempatkan di atas
altar. Dan sesegera itu juga Tempayan yang pecah digantikan lagi dengan
Tempayan atau Tajau yang baru.
Ritual Adat
Dayak mengganti Tempayan atau Tajau baru
hari itu hadiri Ketua DPRD Budi Mateus serta anggotanya, para Kepala SOPD, pemuka
agama dan tokoh masyarakat serta Pengurus DAD, MABM termasuk Perkumpulan Lawang
Kekayun Suku Melayu serta sejumlah undangan lainnya.termasuk masyarakat kota
Ketapang yang turut juga menyaksikan dari dekat.
Dalam
kesempatan tersebut juga dierahkan SK Bupati Ketapang tentang penetapan
penempatan Tugu Perdamaian atau Tugu Tolak Bala yang diserahkan langsung oleh Bupati
Ketapang Martin Rantan SH, dan diterima pihak Dewan Adat Dayak
Kabupaten Ketapang, Drs Heronimus Tanam, ME.***(Halim/Oman/LKBK65).
______
“MENGUTIP SEBAGIAN ATAU SELURUH ISI PORTAL INI
HARUS SEIZIN TERTULIS
DARI REDAKSI, HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG”
_______
Post a Comment