SELAMAT DATANG DI PORTAL LEMBAGA KANTOR BERITA KALIMANTAN (LKBK) - UNTUK INDONESIA KAMI ADA
Home » , , » Arnold Thenu,Ketua Forum Masyarakat Maluku : “Waspadai kebangkitan Orde Baru di Maluku”

Arnold Thenu,Ketua Forum Masyarakat Maluku : “Waspadai kebangkitan Orde Baru di Maluku”

Written By lkbk on Monday, July 3, 2017 | 11:52 AM

JAKARTA-Pemilihan Gubernur Maluku & Wakil Gubernur Maluku tahun 2018 mendatang adalah suatu proses pesta demokrasi bagi seluruh rakyat Maluku. Pesta demokrasi bukanlah menandakan kita harus berjalan konvoi beramai-ramai dengan mengibarkan bendera kuning lambang berduka. Tetapi, pesta demokrasi harus dapat membuat rakyat menjadi senang gembira.

Karena, rakyat  dapat menggunakan hak pilihnya. Pesta demokrasi juga bukanlah suatu wadah untuk saling mengancam apalagi mengadu domba sesama umat manusia sehingga berpotensi menciptakan keadaan yang tidak kondusif. Karena, pesta demokrasi adalah suatu wadah yang memfasilitasi rakyat untuk memilih calon pemimpin berdasarkan hati nuraninya. Dan, bukan memilih di bawah tekanan ataupun ancaman penguasa yang haus akan kekuasaan sesaat yang sesat.

Hal itu disampaikan Arnold Thenu  Ketua Forum Masyarakat Maluku (FORMAMA) melalui Siaran Persnya kepada Portal LKBK65,Senin (03/07/2017) pagi.

“Sejarah telah mencatat, rezim orde baru yang diktator, otoriter dan fasis telah ditumbangkan oleh kekuatan mahasiswa yang saat itu hanya di lihat oleh penguasa dengan sebelah mata. Dan, benar jika mahasiswa dianggap kecil saat itu. Tetapi, pada akhirnya sejarah juga mencatat bahwa; "orang kecil yang berpikiran besar dapat mengalahkan orang besar yang berpikiran kecil",ungkap Arnold.

Ironisnya,lanjut Arnold Thenu, di Maluku saat ini justru terkesan ada indikasi munculnya kembali kekuasaan ala orde baru yang anti demokrasi. Dan. menghalalkan berbagai cara untuk mempertahankan kekuasaan sesaat yang sesat tersebut. Hal ini, dapat dilihat dari kepemimpinan kepala daerah yang kerap kali melontarkan ancaman penangkapan bagi para aktifis yang melakukan kritik pedas bagi sang penguasa. Dan, ini membuktikan bahwa sang penguasa tidak membuka ruang dialog kepada siapa saja yang menolak kebijakan apalagi melawannya. Jadi, membungkam para aktifis dengan ancaman penjara adalah salah satu dari sekian banyak karakter buruk yang di produksi oleh orde baru.

“Indikasi lainnya, dapat kita lihat dalam persiapan menjelang penjaringan bakal calon Gubernur & Wakil Gubernur Maluku mendatang. Dimana, bendera kecil maupun bendera besar di Maluku membuka ruang bagi para kader & non kadernya untuk mendaftarkan diri sebagai bakal calon. Dan, itu mencerminkan nilai demokrasi. Tetapi, sayangnya kader dan non kader bendera kuning harus berduka. Karena, sang penguasa daerah ingin tetap berkuasa. Maka, tidak heran jika para kader mereka sendiri tidak diberi kesempatan bersaing secara sehat untuk mendaftarkan diri sebagai bakal calon di bawah naungan bendera kuning. Apalagi yang bukan kadernya.  Dan, ini mengingatkan kita seperti zaman orde baru yang hanya menginginkan calon tunggal untuk mengamankan para kroni-kroninya”,ujar Ketua Formama, Arnold Thenu.

Lebih tragis lagi kata Arnold, jika bendera kuning berhasil menggandeng bendera merah sebagai wakilnya dalam pemilihan calon Gubernur & Wakil Gubernur Maluku 2018 mendatang. Itu artinya, roh orde baru yang kerap kali menganut aliran politik adu domba akan hidup kembali.

“Karena, ketika bendera merah yang terkenal gagah berani berada di bawah ketiak bendera berduka. Maka, sudah di pastikan bahwa demokrasi hanyalah menjadi sebuah slogan kemunafikan di Maluku. Dan, jika itu terjadi maka para aktifis pro demokrasi Maluku dihadapkan kepada dua pilihan; "duduk diam kembali ke zaman orde baru atau bangkit melawan."pungkas Arnold Thenu.***(Halim Anwar/LKBK65).

Gambar: Arnold Thenu, Ketua Forum Masyarakat Maluku (FORMAMA)***(Ist).
_______

“MENGUTIP SEBAGIAN ATAU SELURUH ISI PORTAL INI HARUS SEIZIN REDAKSI. HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG”
______
Share this post :

Post a Comment