PONTIANAK-Komunitas masyarakat Dayak dan
Madura Provinsi Kalimantan Barat gelar silaturahmi dan temu kangen di
Pontianak, Kamis (19/1/2017).
Pertemuan
sepakat menciptakan situasi keamanan yang kondusif, agar roda pembangunan tetap
berjalan dengan baik, dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat.
Kalangan
Madura hadir H Sulaiman, Ketua Dewan Pembina Ikatan Keluarga Besar Madura
(IKBM), Sukiryanto, Ketua IKBM Provinsi Kalimantan Barat, Sekretaris IKBM
Provinsi Kaliman Barat Subro, Ketua Harian IKBM Provinsi Kalimantan Barat,
Nagian, Guntur Ketia Laskar Pemuda Madura Provinsi Kalimantan Barat.
Dari
kalangan warga Dayak, di antaranya Cornelius Kimha, Juru Bicara Dayak Indonesia
- Malaysia, merangkap Pelaksana Harian Ketua Dewan Adat Dayak Provinsi
Kalimantan Barat, Yakobus Kumis, Sekretaris Jenderal Majelis Adat Dayak
Nasional (MADN), Yohanes Nenes, Ketua Tim Advokasi dan Konsultasi Lembaga
Bantuan Hukum Provinsi Kalimantan Barat, praktisi hukum Carlos Penadur,
kemudian Akhiung, dari warga Dayak Kabupaten Sintang.
Tampak hadir
Wifridus Andjioe, Kepala Dinas Energi dan Sumberdaya Provinsi Kalimantan Barat,
Prof Ir. Haji Alamsyah HB, Haji Leno, Athan Palil, David Oendoen, Dansatgas
Tumpas Anti Kebhinekaan Dewan Adat Dayak Provinsi Kalimantan Barat, dan
lain-lain.
Pertemuan
dipandu Yakobus Kumis. Pertemuan diliputi suasana keakraban dan kekeluargaan.
Baik Kimha
maupun Sulaiman, sepakat tali silaturahmi akan terus ditingkatkan, agar
berbagai potensi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat bisa dihindari.
Dikatakan
Kimha, dalam berbagai persoalan kemasyarakatan bisa diselesaikan dengan
kekeluargaan dan kepala dingin.
Sulaiman
menambahkan, dalam 16 tahun terakhir situasi keamanan di Kalimantan Barat
sangat kondusif, sehingga tidak boleh ada pihak yang terpancing melakukan
gerakan anarkis.
Sulaiman,
kunci utama terciptanya keamanan yang kondusif selama 16 tahun terakhir, hargai
dan hormati adat budaya Dayak. Junjung tinggi pepatah di mana kaki dipinjak di
situ langit dijunjung.
Sukiryanto
dan Yohanes Nenes, sepakat tidak menurunkan massa untuk melakukan unjukrasa
pasca demonstrasi di Polda Kalbar di Pontianak, Jumat, 13 Januari 2017.
Apabila ada
etnis Dayak.dan Madura tersangkut hukum melakukan tindakan anarkis, tegas Nenes
dan Sukiryanto, jadi resiko sendiri.
Nenes
menegaskan, warga Dayak di Provinsi Kalimantan Barat tetap di bawah kendali
Cornelius Kimha.***(Halim AnwarLKBK65).
Gambar: Pertemuan Dayak dan Madura di
Pontianak, Kamis (19/1/2017).***(Ist).
_______
“MENGUTIP SEBAGIAN ATAU
SELURUH ISI PORTAL INI HARUS SEIZIN REDAKSI. HAK CIPTA DILINDUNGI
UNDANG-UNDANG”
______
Post a Comment