KETAPANG-Alat petik tradisional Gambus,yang
menggunakan tiga buah atau paling banyak 12 senar,sampai saat ini,budaya alat
musik yang berasal dari peradaban Timur Tengah itu masih ada dikalangan
masyarakat tertentu di Kabupaten Ketapang,Kalimantan Barat untuk
melestarikan dan membudidayakan alat musik ini.
Seperti
halnya pada Haji Ju'iansyah,salah satu warga Desa Sukabangun Dalam,Kecamatan
Delta Pawan Ketapang,baginya memainkan alat musik tradisional Gambus merupakan
sebagian hoby nya dalam keseharian.
Maka tak
heran dalam kepiawaiannya memainkan alat musik petik itu untuk pertandingan
diberbagai event musik zapin dan ghazal,diakui,H.Ju'iansyah, kelompoknya selalu
mendapat juara pertama.
"Kita
pernah mendapat juara pertama saat perlombaan diacara ulang tahun Kraton
Kerajaan Matan Tanjung Pura di Mulia Kerta dan pada perlombaan musik Gambus
yang selalu diadakan tiap tahunnya zamannya Bupati kita Morkes hingga Hendrikus
kelompok Gambus kita pun selalu mendapat juara pertama",ujarnya kepada Portal
LKBK65,disaat mengisi acara disalah satu hotel berbintang di Ketapang,baru-baru
ini.
Selain mengikuti
pertandingan,menurutnya,ia dan kelompok seninya selalu kerap mendapat tawaran
untuk mengisi acara-acara penting lainnya.
"Seperti
dalam waktu dekat ini,kita diminta mengisi acara pernikahan dirumah Pak Irawan
di Manis Mata",ungkapnya.
Agar budaya
memainkan alat petik itu tidak hilang dan dilupakan begitu saja setelah dirinya
tiada,ia mengatakan,saat ini dirinya tidak lupa telah mewariskan permainan
tersebut terhadap anak dan cucunya.
"Dan
saya,berharap pula Bupati kita yang terpilih saat ini agar mau mengadakan
pertandingan tiap tahunnya untuk musik Gambus ini,seperti zaman Bupati kita
terdahulu. Agar budaya Gambus ini semakin berkembang dan tidak dilupakan oleh
anak cucu kita", pungkas H.Ju'iansyah.***(Agus Hariyansyah/LKBK65).
Gambar : Haji Ju'iansyah dengan alat
petik Gambusnya.(Ist).
___
“MENGUTIP SEBAGIAN ATAU
SELURUH ISI PORTAL INI HARUS SEIZIN REDAKSI. HAK CIPTA DILINDUNGI
UNDANG-UNDANG”
___
Post a Comment