JAKARTA - Motivasi mantan Kepala Badan
Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Jumhur
Hidayat masuk ke Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan adalah demi
memperjuangkan TKI.
"Bahwa saya kemudian dicopot sebagai
Kepala BNP2TKI, itu adalah risiko perjuangan. Saya sudah siap untuk semua
risiko atas keputusan saya masuk PDI Perjuangan," kata Jumhur kepada
Baranews.co di Jakarta Rabu (19/3).
Jumhur mengatakan, masuk ke PDIP, sama sekali
ia tidak membuat komitmen politik. "Penalaran saya sederhana saja,
perjuangan tenaga kerja harus dengan partai politik berwawasan
kebangsaan," tegasnya.
"Kalau kita punya sikap, kan harus
ditunjukkan, dibuktikan dengan tindakan. Sehingga omongan sesuai dengan
tindakan, supaya perjuangan terwujud," kata Jumhur.
Jumhur, adalah satu dari beberapa mahasiswa
Institut Teknologi Bandung (ITB) yang mengkoordinasi kedatangan Menteri Dalam
Negeri (Mendagri) Rudini ke Kampus ITB.
Akibatnya, mereka dipecat sebagai mahasiswa
ITB, kemudian diadili dan masuk penjara. Unjuk rasa tersebut dikenal sebagai
Peristiwa 5 Agustus. Mereka adalah Fadjroel Rachman, Enin Supryanto (Ang Chiang
Ning), Arnold Purba (kini almarhum), Jumhur Hidayat, Bambang Sugianto.
Kembali ke soal perjuangan TKI, Jumhur
mengatakan, ia sudah memperkirakan, sikapnya mendeklarasikan diri mendukung
PDIP, bisa berbuntut pencopotan jabatannya sebagai Kepala BNP2TKI. Untuk itu,
dia siap.***(sm)
Post a Comment